Pertama
:
Menahan
pandangan dari segala hal yang dicela dan dimakhruhkan, serta dari tiap-tiap
yang membimbangkan dan melalaikan dari mengingat Allah.
Rasulullah
Saw bersabda: “Barangsiapa meninggalkan
pandangan karena takut kepada Allah, niscaya Allah menganugerahkan padanya
keimanan uang mendatangkan kemanisan dalam hatinya.”
Kedua
:
Menjaga Lidah dari
perkataab sia-sia, berdusta, mengupat, berkata keji, dan mengharuskan berdiam
diri, menggunakan waktu untuk berzikir kepada Allah serta membaca Al-Qur’an. Rasulullah
Saw bersabda: “Dua perkara merusakkan
puasa yaitu, mengumpat dan berbohong.”
Ketiga :
Menjaga pendengaran dari
mendengarkan kata-kata yang tidak baik, karena tiap-tiap yang haram diucapkan
maka haram pula mendengarkannya. Rasulullah Saw menjelaskan : “Yang mengumpat dan mendengar, berserikat
dalam dosa.”
Keempat :
Mencegah anggota tubuh
yang lain dari perbuatan dosa. Seperti mencegah tangan dan kaki dari berbuat
maksiat dan mungkar, mencegah perut dari memakan makanan yang syubhat dan haram.
Kelima :
Tidak berlebih-lebihan
dalam berbuka sampai perutnya penuh dengan makanan. Orang yang berbuka secara
berlebih-lebihan tidak akan bisa memetik manfaat dab hikmah puasa. Bagaimana ia
bisa mengalahkan musuh Allah dan mengendalikan hawa nafsunya, jika saat berbuka
justru ia memanjakan nafsunya dengan makanan yang berlebihan.
Keenam :
Hatinya
senantiasa diliputi perasaan cemas (khauf)
dan harap (raja’), karena tidak
diketahui apakah puasanya diterima atau tidak oleh Allah SWT. Rasa cemas
diperlukan untuk meningkatkan kualitas puasa, sedangkan penuh harap berperanan
untuk menambahkan optimisme.